Selamat Berkunjung Di Blog Forkompas

Kamis, 26 Juli 2012

SIAPA YANG MENYEMBUNYIKAN MASALAH PAPUA

KONFLIK DI PAPUA DI PELIHARA OLEH KEKUATAN BISNIS MILITER, GERAKAN PAPUA MENJADI TUMBAL UNTUK MELEGALISASI BINGKAI NKRI
Sejarah kekuatan militer di papua sudah terbangun paska pencapolokan papua (terintegrasi) dalam wilyah NKRI. Cakar Militer TNI/ POLRI mengalami memorfosa/ dialektika membangun kekuatan internal dengan membangun kekuatan perang secara teritoRi dengan kekuatan intejen yang maksimal. Masih menjadi ingatan segar di gerakan papua operasi2 khusus dengan berbagai macam sandi menumpaskan tokoh-tokoh karismatik gerakan papua; seperti arnold Ap (mambesak), Thomas Wanggai (Revolusi 14 Bintang), Theiys Elluay (PDP), kelly kwalik (TPN), dll, bahkan yang saat ini menjadi tontonan rakyat secara terbuka pembunuhan kilat dan cepat terhadap Mako Tabuni (KNPB). Dari rangkaian strategi kemanusiaan itu..mempunyai pola kejahatan oleh pasukan militer yang sama yaitu terarah, terstruktur dan sistematis. kita harus mulai ingat bagaimana proses penghancuran gerakan budaya mambesak hingga endingnya kematian Arnold Ap, juga, proses pengahancuran PDP hingga endingnya penculikan dan pembunuhan THeys Eluay dan proses penghancuran KNPB dengan Mako Tabuni sebagai tumbal. Ini merupakan pola/cara yang dilakukan melalui pra kondisi isu hingga strategi membangun atau memilihara koflik. Saat ini begitu banyak pasukan organik mauupun non organik dengan jumlah ratusan ribu di papua, namun mengapa terjadi penembakan misterius di papua, dengan memberikan label OTK (Orang Tak Di kenal)? Pola ini biasa di gunakan di daerak konflik dan cuma bisa di lakukan oleh orang (pasukan militer yang di latih secara khusus), sebut saja konflik poso dan aceh yang menjadi referensi penembakan Misterius. Daerah yang potensi Sumber Daya Alamnya kaya akan menjadi daerah yang tingkat konfliknya tinggi; walaupun konsentrasi militer sangat besar di daerah Papua. Papua yang mempunyai sejarah panjang masuk wilayah NKRI merupakan kompromi dari negara2 yang mempunyai modal cukup besar, misal dengan kepentingan eksploitasi tambang emas, tembaga dan uranium di timika, kompromi tingkat tinggi antar AS dan Indonesia tentang papua selesai. Hal ini menjadi gambaran analisis kita bahwa investasi merupakan penyebab konflik yang di cipta
kan untuk menjadi bisnis Militer para jendral maupun
pangkat rendahan di Papua. Menurut analisa tentang konflik di Aceh dan poso ada beberapa hal menjadi pemicu konflik yang di pelihara antara lain; masalah investasi dan juga korupsi para pejabat dan proses atau moment2 menghadapi pilkada,pilbub, Pilgub dan pilpres yang coba di alihkan opini ke konflik horisontal yang di setting oleh militer baik TNI maupun POLRI (walaupun kepentingan dua institusi ini berbeda-beda)/
. Militer sangat berambisi/berkepentingan untuk memelihara konflik agar bisnis mereka tetap terjaga dan rakyat umum akan semakin yakin dan tergantung kepada mereka (militer) agar rasa aman dan nyaman menjadi bayaran yang mahal.
Para militer (milisi) yang di persiapkan secara matang baik lewat organ-organ pemuda, organ2 agama dan massa rakyat penganguran yang di rekut menjadi satu atau beberapa wadah yang mempunyai karakteristik yang sama..yaitu menciptakan keresahan dalam melegalkan konflik horisontal di masyarakat.
akhir2 ini begitu banyak beredar sms berbau rasis, agais dan sukuis..merupakan strategi yang tepat disaat situasi konflik di papua meningkat. Konflik primodial (Gunung -pante, suku satu mengejek suku lain), papua asli vs papua pendatang,atau papua campuran...merupakan pola dan strategi yang selalu di mainkan oleh Orang Terlatih Khusus (OTK) yang sudah pasti dan jelas di mainkan oleh Militer (TNI/PLRI)
Analisa kritis ini menjadi kajian dan konsep untuk bagaimana membuat merapikan benang yang kusut dan talingkar dengan berbagai persoalan dan konflik sosial.
Gerkan pro demokrasi di Papua ( Pro Merdeka atau pro demokrasi yang seluas-luasnya) akan selalu menjadi tumbal dan setting dengan memeliha segala konflik di internal organisasi, di pelihara dengan menggunakan isu2 kerakyatan kemudian di hancurkan demi legitimasi bisnis mereka ( Militer)
Gerkan Ham yang di perankan oleh NGO/LSM cuma menjadi bumbu-bumbu penyedap untuk mengingatkan kejahatan negara yang tetap terpelihara dan menjadi pengusir asap tetapi tidak akan memadan kan api dan bara kekerasan yang minyaki oleh kepentingan BISNIS MILITER....
(bennygobay),,,,