KONFLIK DI PAPUA DI PELIHARA OLEH KEKUATAN BISNIS MILITER, GERAKAN PAPUA MENJADI TUMBAL UNTUK MELEGALISASI BINGKAI NKRI
Sejarah kekuatan militer di papua sudah terbangun paska pencapolokan
papua (terintegrasi) dalam wilyah NKRI. Cakar Militer TNI/ POLRI
mengalami memorfosa/ dialektika membangun kekuatan internal dengan
membangun kekuatan perang secara teritoRi dengan kekuatan intejen yang
maksimal. Masih menjadi ingatan segar di gerakan papua operasi2 khusus
dengan berbagai macam sandi menumpaskan tokoh-tokoh karismatik gerakan
papua; seperti arnold Ap (mambesak), Thomas Wanggai (Revolusi 14
Bintang), Theiys Elluay (PDP), kelly kwalik (TPN), dll, bahkan yang saat
ini menjadi tontonan rakyat secara terbuka pembunuhan kilat dan cepat
terhadap Mako Tabuni (KNPB). Dari rangkaian strategi kemanusiaan
itu..mempunyai pola kejahatan oleh pasukan militer yang sama yaitu
terarah, terstruktur dan sistematis. kita harus mulai ingat bagaimana
proses penghancuran gerakan budaya mambesak hingga endingnya kematian
Arnold Ap, juga, proses pengahancuran PDP hingga endingnya penculikan
dan pembunuhan THeys Eluay dan proses penghancuran KNPB dengan Mako
Tabuni sebagai tumbal. Ini merupakan pola/cara yang dilakukan melalui
pra kondisi isu hingga strategi membangun atau memilihara koflik. Saat
ini begitu banyak pasukan organik mauupun non organik dengan jumlah
ratusan ribu di papua, namun mengapa terjadi penembakan misterius di
papua, dengan memberikan label OTK (Orang Tak Di kenal)? Pola ini biasa
di gunakan di daerak konflik dan cuma bisa di lakukan oleh orang
(pasukan militer yang di latih secara khusus), sebut saja konflik poso
dan aceh yang menjadi referensi penembakan Misterius. Daerah yang
potensi Sumber Daya Alamnya kaya akan menjadi daerah yang tingkat
konfliknya tinggi; walaupun konsentrasi militer sangat besar di daerah
Papua. Papua yang mempunyai sejarah panjang masuk wilayah NKRI merupakan
kompromi dari negara2 yang mempunyai modal cukup besar, misal dengan
kepentingan eksploitasi tambang emas, tembaga dan uranium di timika,
kompromi tingkat tinggi antar AS dan Indonesia tentang papua selesai.
Hal ini menjadi gambaran analisis kita bahwa investasi merupakan
penyebab konflik yang di cipta kan untuk menjadi bisnis Militer para jendral maupun
pangkat rendahan di Papua. Menurut analisa tentang konflik di Aceh dan
poso ada beberapa hal menjadi pemicu konflik yang di pelihara antara
lain; masalah investasi dan juga korupsi para pejabat dan proses atau
moment2 menghadapi pilkada,pilbub, Pilgub dan pilpres yang coba di
alihkan opini ke konflik horisontal yang di setting oleh militer baik
TNI maupun POLRI (walaupun kepentingan dua institusi ini berbeda-beda)/
. Militer sangat berambisi/berkepentingan untuk memelihara konflik agar
bisnis mereka tetap terjaga dan rakyat umum akan semakin yakin dan
tergantung kepada mereka (militer) agar rasa aman dan nyaman menjadi
bayaran yang mahal. Para militer (milisi) yang di persiapkan secara
matang baik lewat organ-organ pemuda, organ2 agama dan massa rakyat
penganguran yang di rekut menjadi satu atau beberapa wadah yang
mempunyai karakteristik yang sama..yaitu menciptakan keresahan dalam
melegalkan konflik horisontal di masyarakat. akhir2 ini begitu
banyak beredar sms berbau rasis, agais dan sukuis..merupakan strategi
yang tepat disaat situasi konflik di papua meningkat. Konflik primodial
(Gunung -pante, suku satu mengejek suku lain), papua asli vs papua
pendatang,atau papua campuran...merupakan pola dan strategi yang selalu
di mainkan oleh Orang Terlatih Khusus (OTK) yang sudah pasti dan jelas
di mainkan oleh Militer (TNI/PLRI) Analisa kritis ini menjadi kajian
dan konsep untuk bagaimana membuat merapikan benang yang kusut dan
talingkar dengan berbagai persoalan dan konflik sosial. Gerkan pro
demokrasi di Papua ( Pro Merdeka atau pro demokrasi yang seluas-luasnya)
akan selalu menjadi tumbal dan setting dengan memeliha segala konflik
di internal organisasi, di pelihara dengan menggunakan isu2 kerakyatan
kemudian di hancurkan demi legitimasi bisnis mereka ( Militer)
Gerkan Ham yang di perankan oleh NGO/LSM cuma menjadi bumbu-bumbu
penyedap untuk mengingatkan kejahatan negara yang tetap terpelihara dan
menjadi pengusir asap tetapi tidak akan memadan kan api dan bara
kekerasan yang minyaki oleh kepentingan BISNIS MILITER.... (bennygobay),,,,