MENJADI GEREJA YANG MENABUR BENIH (MAZMUR 126:6) KEBAIKAN DAN KEMAJUAN DALAM KERANGKA PENGINJILAN BARU. PENGINJILAN JILID 2
(Kata Sambutan Ketua Sinode Kingmi Pada 9 Mei 2013, Pada Acara Pembukaan
Raker Sinode di Kampus STT Walter Post Jayapura)
Saudara-saudari, kordinator, Badan Pengurus Klasis dan para hamba Tuhan
dan umat Tuhan di lingkungan Sinode Kingmi yang kami kasihi dalam Tuhan,
Pertama-tama, ijinkan saya sebagai Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua
menyampaikan Selamat datang dan selamat merayakan HUT Kingmi yang ke 49
tahun yang baru saja kita rayakan. Kita menyukuri kebaikan dan kasih
kesetiaan Tuhan atas bimbingan dan penyertaannya dalam 49 tahun Gereja
Kingmi berkarya di Tanah ini. Kesempatan yang berbahagia ini, kita ingin
gunakan untuk menyampaikan terima kasih kita kepada para pelayan baik
hamba Tuhan dan awam yang telah mendedikasikan hidupnya selama 49 tahun
ini, bagi penyebaran injil dan penguatan umat melalui Gereja Kingmi di
Tanah Papua. Kita pada saat yang sama mengakui kelalaian dan kegagalan
kita (baik secara sadar maupun tidak) baik secara pribadi maupun secara
lembaga Gereja dalam memenuhi tugasnya di tanah ini.
Ijinkan saya menggunakan kesempatan ini menyampaikan kesepakatan kami
Badan Pengurus bersama Penasehat rencana kita tahun (2012) kita
merayakan 50 tahun Gereja Kingmi berkarya di tanah Papua. Untuk itu,
dalam Raker ini kita akan membentuk Panitia Yubelium; agar melalui wadah
ini kita sebagai Lembaga Gereja akan merenungkan secara kritis apa yang
telah kita jalani, selama 50 tahun supaya kita bisa melihat ke depan
dan merumuskan apa yang kita lakukan untuk mewujudkan impian Tuhan di
Tanah ini.
Kedua, pada hari ini ketika kita mengadakan Raker Sinode di Pos ini dan
ketika kita berencana menyelenggarakan 50 tahun Gereja Kingmi berkarya
di Tanah Papua, dan Yang nantinya 51 tahun Gereja KINGMI di tanah Papua Pada Tahun ini Jatu Pada 06 April 2013. Gereja Kingmi di Tanah Papua, secara masyarakat kita
sedang menghadapi perubahan dan kejadian yang besar yang akan berdampak
besar ke depan. Kita sebutkan beberapa perkembangan dan perubahan yang
akan berdampak besar terhadap kita dan generasi kita masa depan. (a)
Pemekaran Provinsi dan Kabupaten yang membuka pintu selebar-lebarnya
bagi masuknya agama-agama, aliran dan budaya baru dan kepentingan baru
ke tengah-tengah kampung dan masyarakat dan jemaat kita dalam jumlah
yang tidak kita bayangkan; (b) Masuknya pendatang dan pelaku-pelaku
ekonomi secara berlebihan lewat pesawat setiap hari dan lewat kapal
mewah yang masuk setiap minggu, (c) Selain itu kita juga sebagai
masyarakat dan umat terus menjadi korban kekerasan Negara. Kekerasan
Negara di Puncak Jaya, Wamena, Paniai dll bukanlah hal baru di
masyarakat. Dan (d) Otonomi Khusus yang gagal (d1) memberi perlindungan,
(d2) menunjukkan keberpihakan dan (d3) gagal memberi penguatan kepada
Orang Asli Papua sehingga telah dikembalikan oleh masyarakat. (e) sejak
awal April 2011 lalu kami berhadapan dengan ribuan anak Papua yang
diangkut ke Pesantren di Jawa. Sebagian anak-anak ini yang tidak tahan
ditaruh/ disekap dalam Pesantren melarikan diri karena tidak tahan
mengalami kekerasan. Tetapi ribuan sedang ada di pesantren. Apa yang
akan mereka lakukan pada saat mereka kembali ke Papua 10 – 15 tahun dari
sekarang? Mereka akan menaikkan bendera apa?
Semua ini kita memandangnya dalam terang Firman Tuhan sebagai
“tanda-tanda jaman“ yang disebutkan oleh Tuhan Gembala kita dalam
((Matius 16:3)
Ketiga, pertanyaannnya: bagaimana kita menghadapi tanda-tanda jaman ini?
Bagaimana kita harus hidup supaya “roh kita tidak padam”? atau
dipadamkan? Sinode Kingmi telah mencanangkan Penginjilan Jilid Dua atau
Penginjilan baru. Demikian juga tema Perayaan HUT kita tahun ini adalah
dalam rangka menghadapi tanda-tanda jaman tadi. PI Jilid satu dimulai
Januari 1938 sampai tahun September 2010. Selama 70 tahun kita sebagai
Gereja dan umat hari ini melihat hasil: Gereja Kingmi yang besar ini
adalah hasil dari Penginjilan Jilid Satu. Tetapi secara mutu atau isi
dan kualitas kita tidak berdaya. Dengan Penginjilan Baru atau
Penginjilan Jilid dua yang kita canangkan sejak September 2010 – 2080
kita bertekad dan komit untuk membangun Gereja yang berkualitas. Gereja
yang tangguh, yang ke depan, bisa menjadi Gereja penentu arah dan
menghadapi tanda-tanda jaman tadi.
Keempat, sebagai manusia bertanya: kalau demikian, Apa yang kita lakukan
hari ini dan selanjutnya, supaya impian dan harapan untuk menjadi
“Gereja yang diperhitungkan” bisa terwujud? Apa yang perlu kita bahas
dan gumuli dalam Raker Sinode seperti ini: supaya “harapan menjadi
Gereja penentu atau Gereja yang diperhitungkan” itu bisa terwujud. Apa
yang kita lakukan hari ini dan tahun-tahun depan supaya ke depan kita
bisa menjadi Gereja yang berkualitas? Di mana kita bisa mendapat
petunjuk menghadapi tanda-tanda jaman ini?
(a) Perhatikan dan camkan kata-kata Firman Tuhan berikut: kamu bangsa
(orang asli) Papua berharga di mata Tuhan. “Oleh karena engkau berharga
di mataKu” (Yesaya 43:4). Mulai hari ini hiduplah sebagai orang yang
berharga dan bermartabat.
(b) Peliharalah “cahaya dan terang” yang ditaruh Tuhan dalam hati batin
dan kehidupanmu. Peliharalah cahaya dan terang yang telah Tuhan taruh
dalam hati batin dan kehidupanmu dan kehidupan istri, anak dan
tetanggamu. Simak Firman Tuhan: “Sekarang kamu adalah terang”, hiduplah
sebagai anak-anak terang”.(Epesus 5:8-9 )
(c) Jadilah kuat melawan kuat kuasa yang mematikan, dan memadamkan
terang tadi (butir b) di atas. Epesus 6: 10 – 12) “hendaklah kamu kuat,
dalam kekuatan kuasaNya” melawan segala tipu dan program dan kebijakan
yang bertujuan matikan “cahaya yang Tuhan berikan kepada semua insan
manusia”.
(d) Dengan “mata tertuju kepada Kristus” (Iberani 12:2) belajarlah dari
semut “hai warga dan pengerja Gereja Kingmi yang pemalas (Amsal 6:8-11).
Bagaimana menghadapi tanda-tanda jaman tadi? Dengan mata tertuju kepada
Kristus belajarlah dari semut: bekerja keras memenuhi kebutuhan makan
dan minum, kebutuhan akan rumah yang layak huni, kebutuhan akan gizi,
kebutuhan akan pendidikan. Belajarlah menjadi mandiri dalam ekonomi
rumah tangga, Mulai hari ini tanggal 9 Mei 2011 marilah camkan Firman
TUhan berikut: Yeremia 29:5, 7. Dirikanlah rumah untuk kamu diami dan
buatlah kebun kamu nikmatui hasilnya… Usahakanlah kesejahteraan kota ke
mana kamu pergi, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan sebab
kesejahteraanya adala kesejahteraanmu”.
(e) Menyembah Tuhan yang tidak pandang bulu dan membela hak anak yatim
piyatu dan janda dan menunjukkan kasihNya (Ulangan 10:17, 18) dan
membela nasib orang yang tertindas dan miskin (Mazmur 140:13)
Umat Tuhan yang kami kasihi, inilah sari dari apa yang kita sebut
Penginjilan Baru, Penginjilan Jilid 2, yang kita mau kerjakan bersama ke
depan. Semangat penginjilan Baru dan Penginjilan Jilid 2 terdapat
renungan (a sampai d) di atas. Apabila pikiran, catatan dan renungan ini
diterima, direnungkan dan dipraktekkan dan dibicarakan, kita, tanpa di
sadari telah mengambil bagian dalam melaksanakan program PI Jilid dua
atau PI Baru dan sekaligus , kita mulai menjadi Gereja yang menabur
benih.
Ketika kita mulai mengambil langkah ini, kita sudah mulai menjadi Gereja
yang mengambil kendali dan menjadi Gereja penentu masa depan apabila
kita menjadikan Raker Sinode ini sebagai momentum untuk membarui tekad
dan janji kita dan melaksanakan Penginjilan Jilid dua dan menjadi
“pelaku dari Firman”: Gereja penabur benih (Mazmur 126:5.6)