Selamat Berkunjung Di Blog Forkompas

Jumat, 06 April 2012

ORANG PAPUA DI ERA Naiknya BBM


ORANG PAPUA DI ERA Naiknya BBM

pada 29 Maret 2012 pukul 11:37 ·
Papua dikenal dunia lantaran memiliki sumber daya alam yang sungguh kaya, lihat saja Freeport hingga saat ini memiliki cadangan emas Rp. 1.329 Triliun atau hampir setara dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 yang mencapai Rp 1.435 triliun. Cadangan bijih yang siap ditambang saat ini mencapai 2,6 miliar ton. Setelah diolah, setiap 1 ton bijih bisa menjadi 7,9 kg tembaga dan 0,93 gram emas. kata Presiden Direktur Freeport Rozik B Soetjipto.

Kekayaan Papua juga yang selama ini menghidupkan roda pemerintahan Negara Indonesia karena hasil kekayaan dari alam Papua  menyetor duit sebesar US$ 2,383 miliar atau setara Rp 21,447 triliun ke pemerintah sepanjang tahun 2011. Angka yang tidak sedikit.

Namun kekayaan alam Papua yang kaya tidak sejalan dengan kesejahteraan Orang Papua, pemilik ulayat kekayaan alam tersebut. Hingga saat ini orang Papua masih hidup dibawah garis kemiskinan yang akut.  Orang Papua Sudah miskin,  pemerintah juga  tidak menjamin hak hidup, hak menyampaikan pendapat sehingga banyak kalangan berpendapat terjadi genosida di Papua.

Kondisi kemiskinan akut orang Papua tersebut bukan hanya dirasakan oleh rakyat jelata tetapi juga diakui oleh orang Papua yang ada  pada jajaran Pejabat Negara. Akses transportasi di Kawasan Pegunungan Tengah Papua belum terbangun sehingga masyarakat harus menggunakan pesawat terbang. Akibatnya, harga-harga kebutuhan bahan pokok melambung berkali lipat. Masyarakat Papua pun merasa dianaktirikan.

"Kami dianiaya bertahun-tahun. Kalau di tempat lain masyarakat beli BBM Rp 5 ribu, di sana mereka beli Rp 50 ribu," ujar Bupati Puncak Jaya, sekaligus Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah, Lukas Enembe.

Untuk dapat hidup di Tanah Papua tentu harus mengeluarkan biaya hidup yang sangat besar dan ini berlaku sejak lama. Sejak Indonesia masuk ke Papua kondisi ini terpelihara baik. Dengan alas an untuk sebuah pembangunan maka undang-undang Otonomi Khusus (Otsus)  telah diberlakukan di Papua. Inisiatip membangun Papua melalui undang-undang Otsus ini bukan dating dari Pemerintah secara sukarela melainkan karena tuntutan rakyat Papua untuk merdeka dan keluar dari Indonesia maka diberikan Otsus.

Namun hingga saat ini Otsus belum mampu merubah mahalnya harga barang, justru di era otsus harga barang semakin meningkat. Orang Indonesia di Jakarta akan tertawa ketika mendengar bahwa satu sak semen di Papua  sampai harga Rp. 300.000 satu sak.  Kondisi  ini membuat orang Papua belum menjadi orang Indonesia.

Sejak Indonesia masuk ke Papua tahun 1969, di Papua telah ada dalam orde lama, orde baru, Orde Reformasi  dan orde sesat pikir (orde Otsus), namun perubahan Papua bukan bergerak kearah yang lebih baik namun semakin buruk. Banyak orang papua ditembak, ditangkap tanpa prosedur hukum. Hak hidup dicabut demi sebuah Pembangunan.

Semua harga barang yang mahal di papua ini sudah ada sejak lama walaupun harga BBM belum dinaikkan seperti saat ini yang mana Pemerintah akan menaikan harga BBM per 1 April 2012. Itu artinya, jika selama ini harga BBM di sebagian besar kota di Papua dapat membeli satu liter Bensin dengan harga Rp.20-50 ribu apalagi  setelah harga minyak dinaikkan.

Tentu Pemerintah Indonesia ternyata kewalahan untuk mempertahankan harga eceran BBM dalam negeri sehingga harus dinaikkan dalam waktu dekat. Menurut Jero Wacik, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), jika harga BBM tidak dinaikkan negara akan kolaps bin bangkrut karena pemerintah harus menambah subsidi BBM.

Dan tentunya semua orang tahu, kenaikan harga eceran BBM akan memberi efek domino yang luar biasa pada kehidupan masyarakat.

Harga minyak akan terus meningkat jika pasokan minyak ke negara barat mengalami hambatan, karena konflik di Timur Tengah membuat para investor khawatir lalu lintas tanker minyak di terusan Suez terganggu, sehingga fluktuasi harga minyak dunia sendiri aka sangat bergantung kepada kondisi politik timur tengah dan afrika utara.

Indonesia bukan lagi negara yang kaya akan sumber daya alam, buktinya Indonesia sudah tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan energi dalam negeri. Energi alternatif belum dikembangkan dengan baik, dan ketergantungan terhadap minyakbumi masih sangat besar.  Ditambah lagi, ladang minyakbumi Indonesia seperti terjajah oleh asing, Pertamina belum berhasil mendapatkan peran strategis dalam percaturan dunia industri migas dalam negeri, baru-baru ini tersiar kabar bahwa blok Alpha Natuna yang disinyalir memiliki cadangan gas yang sangat besar, akan diserahkan pengelolaannya kepada Exxon mobil.

Sudah banyak orang membicarakan mengenai krisis utang di Eropa dan dampaknya pada perekonomian global dan Indonesia. Namun belum banyak orang membicarakan kemungkinan harga minyak akan naik diatas $100 dolar per barel akibat ketegangan di Timur Tengah akhir-akhir ini. Dua krisis ini akan memperburuk prospek ekonomi dunia dan Indonesia di tahun 2012.

Kondisi tak menentu Indonesia pada tahun 2012 ini semakin diperparah dengan tak berjalannya Perusahaan raksasa Freeport yang mengambil kekayaan alam Papua. Sejak beberapa waktu lalu, Menegemen PT Freeport telah menghentikan operasinya selama beberapa bulan kedepan.

Penghentian operasi PT Freeport oleh Menegemen ini bias saja sebagai scenario untuk memperlancar sebuah perundingan antara Indonesia dan Amerika entah itu bantuan peralatan militer atau peningkatan penerimaan Indonesia. Lihat saja sejak tahun 1992 hingga 2011 lalu, anak usaha Freeport McMoRan Copper & Gold asal Amerika Serikat (AS) itu sudah menyetor US$ 13,8 miliar atau setara Rp 124,2 triliun.

Selain besaran setoran Freeport ke Indonesia, Militer Indonesia juga memintah sejumlah Hibah alat-alat Perang seperti persenjataan, pesawat, Tank dan bantuan pelatihan Kopassus dari Negara Paman Sam.
Singkat kata Papua kedepan semakin tak menentu dalam Indonesia diera krisis minya dunia. Cucuran darah segar tentu semakin berpeluang terjadi bagi orang Papua. Karena Krisis minyak dunia ini akan berimbas sehingga mematihkan nurani pemimpin Pemerintahan. Demi sebuah nilai  hak hidup orang Papua dapat dicabut kapan saja Oleh Negara. Sesat Pikir memang !!!